Beruang itu bisa berada di mana saja sekarang ini.
Ayahnya mengerang di sampingnya. Dengan perlahan dia membuka mata lalu menatap anaknya tanpa tanda-tanda mengenali.
Jantung Torak seraya diremas. "Ini-ini aku," dia tergagap. "Bagaimana ayah?"
Ayahnya meringis kesakitan. Pipinya bersemu abu-abu hingga tato di badannya terlihat jelas. Keringat membuat rambut ayahnya yang hitam panjang menempel ke kulit.
Luka ayahnya sangat parah. Ketika Torak dengan menyumbatkan lumut janggut untuk menghentikan pendarahan, dia melihat usus ayahnya berkilau dalam cahaya api. Dia menahan agar tidak muntah. Dia berharap Fa-ayahnya-tidak melihat, tapi dia pasti lihat. Fa seorang pemburu. Fa melihat segalanya.
"Torak…." Ayahnya menghembuskan napas. Tangannya terulur, lalu memegang tangan Torak dengan erat. Torak menelan liur. Seharusnya anak yang memegang erat tangan ayahnya, bukan sebaliknya.
Torak berusaha bersikap seperti orang dewasa. "ada sedikit daun yarrow," ujarnya sambil merogoh kantong obat. "Mungkin ini bisa menghentikan penda-"....
....SELENGKAPNYA>>>Saudara Serigala (Cerita)
.
- Antar Wiremesh M6 ke Pasuruan
- Pengiriman air baku
- Air Pacet Surabaya
- Ghafi dan Perjalanan Hidrolika: Bagian 4 - Langkah di Tengah Keraguan
- Ghafi dan Perjalanan Hidrolika: Bagian 3 - Menembus Batas Mimpi
- Ghafi dan Perjalanan Hidrolika: Bagian 2 - Pilihan di Meja Makan
- Ghafi dan Perjalanan Hidrolika: Bagian 1 - Surat di Dinding Papan Pengumuman
- “Sekolahku, Dulu dan Kini” SDN Klampokarum Oleh: Solikhatul Fatonah Kurniawati (Watiek)
- Cerpen – Rainy Love (Hujan Cinta) karya -
- Banyak pasangan yang belum mempunyai anak dan sangat merindukan untuk mempunyai anak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar