Dalam Alquran surah al-Baqarah ayat 164, Allah SWT menegaskan bahwa semesta alam adalah 'ayat-ayat-Nya' yang diperlihatkan kepada manusia. Dia ingin menunjukkan eksistensinya pada manusia lewat sebuah 'tanda', sebagai petunjuk atas adanya 'Yang Menandai'.
Ibnu Arabi menyebut bahwa alam adalah 'cermin' sekaligus 'bayangan' Tuhan. Lewat alam ini, Tuhan sebetulnya ingin memperlihatkan, mengenalkan, sekaligus melihat dirinya sendiri lewat pantulan dalam 'cermin'. Dalam terminologi tasawuf dikatakan Allah SWT ber-tajalli lewat alam.
Oleh karena itu, ayat Alquran yang pertama kali turun dan dibacakan kepada Nabi Muhammad SAW adalah surat al-'Alaq, ''Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam, Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.'' (QS al-'Alaq [96]: 3-5).
Dengan perantara kalam, Allah mengajarkan manusia apa yang tidak diketahui mereka. Dan, Dia menjadikan kalam sebagai 'tanda' yang bisa membuka cakrawala pengetahuan manusia, termasuk pengetahuannya tentang keberadaan-Nya.
Allah pun akan memberikan 'tanda' dengan menguji manusia lewat rasa takut, kelaparan, kekurangan harta, lenyapnya jiwa dan buah-buahan (makanan). (QS al-Baqarah [2] : 155). Kesemuanya adalah ujian dan cobaan dari-Nya.
Saat fenomena alam terjadi, seperti gempa bumi, banjir, angin ribut, tanah longsor, ataupun tsunami, pada hakikatnya Allah ingin menunjukkan 'tanda' keberadaan-Nya di alam semesta. Dengannya, Dia mengajarkan manusia untuk mampu memahami kekuasaan-Nya. Karena dengan memahaminya, tersingkaplah rahasia-rahasia-Nya.
Sungguh, di saat ujian Allah datang, kita tidak memiliki daya dan kekuatan kecuali meminta pertolongan dari-Nya. Dan sebaik-baiknya memohon pertolongan Allah adalah dengan sabar dan shalat, karena sesungguhnya Allah beserta hamba-Nya yang sabar. (QS al-Baqarah [2]: 153). La haula wa la quwwata illa billahil 'aliyyil 'azim (Tidak ada daya dan kakuatan kecuali daya dan kekuatan Allah Yang Mahatinggi lagi Mahaagung).
Tak ada kata mulia yang keluar dari lidah orang yang mau memikirkan 'tanda' kekuasaan Allah SWT selain mengucapkan, ''Ya Tuhan Kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.'' (QS al-Imran [3]: 191).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar