Black Love (Jung and Kim) XI


Cuaca semakin buruk hari ini. Jung selesai periksa ke rumah sakit, langsung menuju rumah Seoyun untuk mengembalikan kotak makan yang dibawa Kim dan menepati janjinya kepada Seoyun untuk berkunjung sebentar ke rumah yang baru-baru ini dibeli Seoyun dan Shin.
Dari Ujung jalan terlihat rumah yang begitu sederhana dengan tanaman yang menghijau disekelilingnya. Tapi warna hijau itu telah diselimuti salju yang putih berkilau. Seoyun terlihat sedang membersihkan lantai dari Salju.
“Hei. Seoju.. rajin sekali ^_^”
“Ohh… Jung… aku kira siapa… ayo masuk… dingin sekali disini.. tadi malam salju turun deras sekali ya…”
“Kau sendirian dirumah?”
“tentu saja.. Aku tinggal disini sendiri… rumah ini sering kosong kalau aku ke kantor.. Ibu dan Shin mengunjungiku kalau akhir minggu… ayo masuk.. aku membuat Yaksik, aku ambilkan sebentar ya..”
“Seoyun.. jadi kalian berdua akan tinggal disini setelah menikah?”
“ya … begitulah…  kau tidak marah kan?”
“hohoho dari kemarin-kemarin kau selalu takut aku marah.. memangnya kau pernah melihatku marah ?”
“hehe.. aku pernah melihatmu marah.. sewaktu di airport Incheon.. kau kelihatan sekali marah denganku…”
“ooo… begitukah.. ? mungkin perasaanmu saja yang terlalu sensitive Seo..”
“hmmm mungkin… silahkan.. diminum…” kata Seoyun menyajikan semangkuk Yaksik
“waaah.. harum sekali… benar kata Kim.. masakanmu enak sekali…”
“Kim?”
“Iya.. Shin kemarin menemui Kim di kantornya.. dan memberikan ini kepadanya.”
“Hmm pantas Shin tidak membawa kotak ini kembali.. aku kira tertinggal dikantornya.. ^_^”
“Bagaimana Seoyun… kau siap menikah? Tinggal 4 minggu lagi kan?”
“Semoga saja aku siap…”
“kenapa begitu… kau harus semangat Seoyun.. Aku SIap! Begitu,, coba kau katakan AKU SIAP!”
“Aku SIAP!… ah.. aku tak bisa sepertimu.. suaramu kan besar… sedangkan suaraku kecil seperti hampir tenggelam ^_^”
“Seoyun..”
“Ya…”
“Memandangi rumahmu aku merasakan hangat… enak sekali ya.. disini…”
“Iya.. aku memilih rumah yang jauh dari keramaian..”
“hmm kami juga ingin membeli rumah…”
“Kalian ingin membeli rumah juga? Aku bantu ya… aku punya beberapa teman yang menjual rumah, sepertinya cocok untuk pasangan muda seperti kalian”
“hehehe kau juga pasangan muda.. hmmm bagaimana ya.. ? nanti aku bicarakan lagi dengan Kim”
“Aku ingin tanya sesuatu… tidak apa kan?”
“silahkan Seo.. mau bertanya tentang apa?”
“Kau selama ini menunggu Shin.. selama ini pula selalu ada Kim disampingmu. Apa yang kau rasakan saat itu?”
“Hmm.. yang kurasakan.. saat itu aku setia pada Shin.. tapi sepertinya jauh didalam diriku. Aku menikmati waktuku bersama Kim. Kim selalu membantuku dalam segala hal, ia dari semula kuanggap sebagai sahabat, adik, tapi sepertinya ada yang membuatku berfikir anggapan sebagai sahabat itu tak pantas buat Kim, karena dia begitu special dan…”
“dan kau tidak sadar mencintainya kan Jung? Hehe”
“Ya mungkin bisa dikatakan seperti itu… tahu tidak Seoyun… Kim selalu mengikutiku kemana saja… mengawasiku, alasannya satu dia ingin melindungiku dari jauh. Pernah satu kali aku pergi dengan teman lamaku, seorang pria, aku mengaku pada Kim sedang berjalan dengan teman kantorku Nami.. Lalu beberapa hari kemudian Kim menanyakan bagaimana jalan2ku dengan teman lamaku, dia tahu semua yang aku lakukan dengan pria itu, karena dia selalu mengikuti dibelakang tanpa aku tahu.. Aku takut ia marah karena aku tidak jujur padanya..”
“Lalu..”
“Dia sama sekali tidak marah.. dan memberitahuku kalau aku harus jujur.. agar aku tidak melakukan kesalahan diatas kesalahan.. begitu katanya”
“Jung.. selamat ya.. Kim memang orang yang mencintaimu, lihat saja cara dia menjagamu”
“huhuhu… jadi malu… kau sendiri dan Shin, dimana dan bagaimana kalian bertemu?”
“Kami bertemu.. ah aku lupa tepatnya bagaimana bertemu.. sebaiknya tidak kuceritakan…”
“kenapa begitu… aku kan juga ingin mendengar ceritamu…”
“sebaiknya tidak kuceritakan… aku malu… yang pasti.. Shin tidak bisa seperti Kim.. dia sangat kaku  dan canggung kalau bicara mengenai cinta”
“hmm.. baiklah..  tidak apa.. kau simpan saja cerita itu untuk anak2 kalian nanti hehehe”
“Oh iya Jung, kebetulan kau disini.. aku ingin mengajakmu memilih-milih gaun pengantinku”
“Wahhh!! Kau sudah memesannya?”
“Belumm.. aku dipinjami beberapa pilihan.. ayo kekamarku.. kau bantu aku memilih ya…”
“ok.. eh.. tapi aku minta YakSiknya ya…”
“oh iya.. silahkan dituang lagi..”
***
Di kamar Seoyun yang penuh dengan warna pink.
“Ini dia… kau pilih yang mana Jung?”
“Ha? Kenapa aku yang memilih… kau pakai satu-satu dulu,, nanti kita nilai mana yang bagus dan pantas dipakai.. bukankah begitu memilih gaun pengantin?”
“aku tidak pernah menikah sih…”
“Aku juga.. cepat kau pakai aku ingin tau”
Beberapa menit setelah Seoyun mencoba baju pertamanya
“Bagaimana Jung?”
“hm… tidak.. badanmu kelihatan tidak berbentuk”
“apa!!?”
“Iya.. bentuknya aneh”
“baik aku coba yang satunya”
Beberapa menit setelah Seoyun mencoba baju yang kedua
“Yang ini?”
“warna pinknya terlalu mencolok… kau mau pergi karaoke atahu menikah.. bwaahahaha”
“Jung… jangan bercanda…”
“benar… jelek sekali warnanya…”
“Aku suka ini…” kata Seoyun sambil berakting menangis
“kau suka.. tapi yang melihatmu tidak suka… mau bagaimana?”
“hmmm aku coba yang terakhir ya.. tunggu”
Beberapa menit setelah Seoyun mencoba baju ketiganya
“Jung… bagaimana?”
“ya….” Kata jung yang sibuk memandang salju diluar jendela
“Jung.. tolonglah focus sebentar saja… lihat… bagus tidak?”
“Astaga!!! Warna hitam???”
“Bagus kan?”
“Tubuhmu terlihat sexy.. tapi mengapa hitam… kau seperti pergi ke pemakaman saja”
“Begitu ya?”
“Ada yang bilang warna hitam itu warna kematian… mengerikan khan?”
“Tapi Shin sepertinya suka kalau aku memakai warna hitam”
“Seo… jangan pedulikan Shin… dihari pernikahanmu bukan dia saja yang melihatmu… jadi kau harus tampak cantik dimata mereka… jangan cantik dipandangan Shin saja”
“ummm… begitu ya… baik aku ganti baju yang terakhir.. tunggu ya”
Beberapa menit setelah Seoyun mencoba baju terakhirnya
“Bagaimana..?”
“Wah… putihnya… seperti menggambarkan cinta yang suci”
“bagaimana penampilanku Jung?”
“Hmmm.. sangat cantik”
“Benarkah!!!”
“Iya.. sangat cantik…”
“AHHHHHHH!!!” teriak Seoyun senang sambil memeluk Jung
“kenapa kau ini… bajumu bisa rusak kalau kau loncat-loncat seperti itu”
“Terima kasih Jung…. Aku cantik?”
“Cantik…”
“Benarkah? Cantik?”
“harus berapa kali aku mengatakannya….. “ ujar Jung sambil merebahkan tubuhnya di tempat tidur Seoyun.. “Hmmm enak sekali disini.. Seo.. aku tidur disini dulu ya… bangunkan aku kalau sudah jam 7. ^_^”
“baik Jung!!!! Hei!! Jangan tidur disitu.. dikamar yang lain saja…”
“ho? Kenapa memangnya?” kata Jung langsung beranjak menjauh dari tempat tidur
“itu eksklusif untukku dan Shin.. aku saja tidak tidur disitu”
“lalu aku kau suruh tidur dimana..”
“Kamar sebelah saja ya jung…”
“Baiklah…”
“Nanti aku sediakan air panas untukmu mandi ya ya ya…”
“Iya… lama-lama Seoyun cerewet juga ya,. Hehehe”
“Jung… terima kasih banyak ya…”
“^_^”
Jung…akhirnya tertidur dirumah Seoyun yang nyaman itu.. Ia melupakan janji memasak dengan Kim di Apartement.. apakah yang akan terjadi nanti?
Karya Ayuna Kusuma

Lumpur Lapindo - Bencana karena Kegagalan Teknologi

Hari-hari yang berat harus dilalui masyarakat di sekitar Sidoarjo, Jawa Timur. Bermula dari pengeboran
minyak dan gas oleh PT Lapindo Brantas tanggal 27 Mei 2006, bencana terjadi tidak berkesudahan. Benar tidak ada korban jiwa tetapi kerusakan yang ditimbulkan sungguh dahsyat.
Permukiman terendam lumpur panas setinggi 6 meter. Sekitar 8.200 penduduk harus dievakuasi. Lebih dari 1.683 unit rumah rusak. Sekitar 200 hektare sawah hancur.
Sebanyak 1.873 orang menganggur karena tenggelamnya lima belas pabrik. Sarana pendidikan dan perekonomian juga rusak.
Itulah potret bencana akibat kegagalan teknologi. PT Lapindo Brantas yang melakukan pengeboran tidak memasang casing (selubung bor). Saat bor sampai pada lapisan yang bertekanan tinggi, lumpur yang ada di perut bumi menyembur keluar tanpa bisa dikendalikan.
Kita memang tidak bisa meninggalkan teknologi. Dengan teknologi maka manusia bisa mencukupi kebutuhan hidupnya secara lebih mudah. Namun, keteledoran dalam menggunakan teknologi mengakibatkan bencana bagi kita semua.

Laporan Penyaluran sisa Bantuan Merapi tahap 2

Untuk anggota STM NEGERI PERKAPALAN SIDOARJO (ALUMNI)
Oleh Repi Suyanti 04 Januari jam 23:47


Assalamu’alaikum wr.wb
Teman-teman...
Alhamdulillah, pada tanggal 31 Desember 2010, kami telah menyalurkan sisa dana galang merapi. Dengan rincian sbb:
Dana Sisa :Rp 1.043.000,00
Tambahan dari Mas Machmud : Rp 100.000,00
Total saldo :Rp 1.143.000,00


Pengeluaran : 

1. Beras 125 kg @ Rp. 8.500,00
: Rp.1.062.500,00
2. Hadiah hiburan untuk anak2
: Rp 90.000,00
Total Pengeluaran : Rp 1.152.500,00


Beras telah kami salurkan kepada 25 keluara secara door to door sejumlah 5kg per keluarga di dusun Wonosari, desa Jeruk Agung Kec. Srumbung Kab. Magelang.
Kemudian kami mengadakan acara “having fun” bersama anak-anak dusun Wonosari dengan permainan-permainan yang menghibur mereka.
Para penerima bantuan menghaturkan beribu terima kasih untuk bantuan yang diberikan oleh teman-teman. Semoga apa yang sampeyan semua berikan mendapatkan sebaik-baik balasan dari Allah SWT.Amin
Wassalamu’alaikum wr.wb.

PANITIA


 

Amanah para penyumbang dalam Galang Dana STMN Perkapalan Sidoarjo

____________Toko Produk-Produk Cantik

Postingan Populer