Seluruh Arsip

OUTLINE

TITLE: The Cunning Fox

I. Orientation

a. When : on fine day

b. Where : a cake stall

c. Who : a crow

d. What : see the cake and grab it

II. Complication

a. A fox came and wanted the crow’s cake.

b. He found an idea to take the cake from the crow.

III. Resolution

a. The fox asked the crow to sing.

b. When the crow sang, the fox grabbed the cake which fell out of her mouth.

THE CUNNING FOX

It was fine day. A crow was flying about when she saw many pieces of cake at a cake stall. There wasn’t anybody around. So the crow quickly flew down and grabbed a big piece of cake with her beak. Then, she flew away to a tree.

Just as she was about to eat the delicious cake, a fox came by. Now, this fox, a very cunning animal, wanted the cake very badly. “How can I get that cake from that crow?” the fox thought slyly. Then, he had an idea. “Oh, beautiful crow!” he said. “Your feathers are so beautiful. There is no other bird as pretty as you and your voice, such a sweet, melodious one. Please sing me a song!”

The stupid crow was extremely pleased. She fell for cunning fox’s flattery, and opened her mouth to sing. Alas, when she did so, the cake fell out of her mouth. The clever fox grabbed the cake and laughed. “Ha! Ha! Ha! I tricked you. There isn’t any other bird as stupid as you.”

Dalam Sujudku - Contoh Puisi

Sehela nafas dari desahmu
Menerawang dalam tiang kasih mu
Rautan pusaka ilmu dari jemari mu
Kau taburkan ke siswa-siswimu
Sehasta tali kemajuan kau bentangkan
Dirimu pengobar ideologi masa depan
Tiada pernah harmoni keraguan
Dari bibirmu yang kau kumandangkan
Dikau bunga di Taman Pertiwi ku
Penebar rona kejayaan Negriku
Jembatan etalase mimpiku
Nan tak pernah lekang di hempas waktu
Dirimu pondasi kami remaja Negri
Cahaya suci yang bersemi
Senantiasa bersinar dan mengabdi
Di lingkup mutiara Bunda Pertiwi
Kau tegar…
Walau sembilu putra-putrimu mengiris
Kau hembuskan angin kesejukan
Dalam relung hati yang menepis
Ayat-ayat filosofi putra-putri mu beraneka warna
Bersahaja di buai cerita
Bersatu dalam satu nuansa
Yang kan kekal walau di akhir masa
Pengabdianmu penuh arti
Dirimu pengobar motifasi sejati
Untuk kami…
Generasi Inventaris Negri
Kini… Putra-putri mu berdiri disini
Disini…
Tunduk mengucapkan tabir untaian terima kasih
Terima kasih duhai Guru ku
Kami persembahkan dalam sujudku…
Puisi ini ku persembahkan untuk semua guru-guru di Indonesia .
Terutama untuk semua guru ku tercinta di SMP N 1 KOTA BESI.
Karya:Siti Khumairah
Siswi SMP N 1 KOTA BESI
18 MEI 2010

Tes Inteligensi- Tes Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS)

a. Pengantar

Tes Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) adalah skala inteligensi Wechsler yang standar untuk mengukur potensi inteligensi subyek dewasa usia 16 tahun sampai 75 th atau lebih, yang penyajiannya secara individual.

Untuk bisa menyajikan tes WAIS ini dengan baik, tester harus memahami dan melakukan petunjuk-petunjuk dalam manual tes ini dengan seksama dan teliti.

Seperti dalam segala tes psikologis, penyajian WAIS secara layak meminta tester mampu menyelenggarakan dengan baik, bahan-bahan yang teratur, ruangan testing yang sesuai, dan waktu yang cukup. Tester harus seorang yang terlatih secara khusus dalam testing perseorangan pada umumnya maupun dalam menyajikan WAIS pada khususnya.

Bahan-bahan tes harus diatur secara baik, sehingga tester dapat menyajikannya setiap waktu yang dibutuhkan tanpa kebingungan dan penundaan. Materi tes harus dijaga dari pandangan subyek sampai sub-tes itu disajikan dalam testing.

Ruangan tempat testing harus bebas dari suara dan gangguan yang mengacaukan. Ruangan itu harus diberikan penerangan dan ventilasi udara yang secukupnya. Meja kursi harus diatur sedemikian rupa sehingga subyek dan tester merasa senang, subyek dapat mengerjakan bahan-bahan dengan bebas, tester dapat menyajikan bahan-bahan, mengamati pekerjaan subyek, dan mencatat jawaban subyek dengan seenak-enaknya.

Hubungan baik (rapport) antara tester dengan subyek harus selalu terjaga dan terpelihara sedemikian rupa sehingga situasi testing betul-betul sangat kondusif.

b. Aspek yang diukur

WAIS mengukur dua aspek kemampuan potensial subyek yaitu aspek Verbal dan aspek Performance. Wawasan yang diukur oleh kedua aspek tersebut diuraikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.12 : Wawasan Yang Diukur WAIS

Aspek Verbal

Aspek Performance

1. Informasi

1. Simbol Angka

2. Pengertian

2. Melengkapi Gambar

3. Hitungan

3. Rancangan Balok

4. Persamaan

4. Mengatur Gambar

5. Rentangan Angka

5. Merakit Obyek

6. Perbendaharaan Kata

c. Perlengkapan bahan-bahan tes

Selain buku pegangan dan bentuk penilaian, perlengkapan bahan-bahan yang digunakan dalam menyajikan WAIS adalah sebagai berikut :

· Booklet berikat spiral berisi soal-soal tes melengkapi gambar.

· Booklet berikat spiral berisi rancangan-rancangan untuk tes dan rancangan balok. Isi dari booklet ini diatur sedemikian rupa sehingga soal-soal dapat disajikan dengan mudah.

· Kantong berisi kartu-kartu untuk tes mengatur gambar, masing-masing soal dalam kantong yang terpisah.

· Sembilan kubus merah-putih untuk tes rancangan balok, hal ini juga digunakan untuk soal pertama dalam tes hitungan.

· Empat kantong berisi bagian-bagian untuk soal-soal tes merakit obyek.

· Kartu perisai melukiskan beberan untuk bagian-bagian soal merakit obyek. Kartu ini melayani dua tujuan, menyembunyikan potongan-potongan tes dari subyek hingga selesai diatur untuk penyajian dan menyediakan contoh untuk pengaturan bagi tester.

· Stopwatch untuk mencatat waktu.

d. Bentuk penilain (Record Form)

Menggunakan bentuk penilaian (Record Form) dalam testing, dimaksudkan untuk mempermudah pencatatan jawaban-jawaban dan informasi lainnya yang diMkehendaki tentang subyek dan tingkah lakunya selama tes. Untuk beberapa tes, misalnya informasi dan melengkapi gambar, soal-soalnya dapat dinilai sewaktu subyek memberikan jawaban. Dalam tes pengertian, persamaan, perbendaharaan kata dan tes mengatur gambar, haruslah tester mencatat jawaban-jawaban setepat-tepatnya seperti jawaban subyek.

Dalam penyajian tes, tester harus selalu membaca petunjuk dan pertanyaan sesuai dalam buku pegangan. Kalau tidak, tester mungkin mengubah kata-katanya sehingga menyimpang dari prosedur standar. Petunjuk dan pertanyaan harus dibaca dengan terang, jelas, dan pilah-pilah. Kegagalan subyek untuk mengerti jangan sampai disebabkan oleh ucapan tester yang tidak jelas.

e. Tugas-tugas administratif dalam testing

Selama penyajian tes dan penilaian WAIS, tester harus melakukan langkah-langkah yang bersifat administratif, yaitu sebagai berikut :

· Nilai, catat angka-angka untuk setiap soal dengan teliti dan jelas sebagaimana menilai suatu jawaban soal.

· Bila ada hadiah, catat waktu yang digunakan oleh subyek dan nilai hadiahnya dengan teliti.

· Bilamana soal-soal permulaan dari suatu tes tidak diberikan, seperti halnya dalam tes informasi, pengertian, hitungan dan perbendaharaan kata, jangan lupa memberi nilai pada soal-soal tersebut.

· Periksa penjumlahan nilai-nilai soal dalam menghitung angka kasar dari tes.

· Pastikan bahwa angka kasar untuk setiap tes sudah dipindahkan ke ruangan yang selayaknya dalam bagian ringkasan pada sampul formulir penilaian.

· Cocokkan umur subyek dengan mengurangi umur yang dinyatakan dengan tanggal testing atau periksa catatan yang dapat dipercaya.

· Hindari kesalahan-kesalahan dalam menyalin angka kasar ke angka skala dan angka skala ke angka kecerdasan (IQ). Ulangi langkah-langkah dalam menggunakan tabel-tabel untuk mengoreksi kesalahan membaca,

· Periksa semua pemindahan bahan, perhitungan, dan penyalinan angka-angka secara teliti.

f. Menyalin angka kasar ke angka skala

Bilamana tester sudah menilai / menskor setiap sub tes, dan angka (hasilnya) sudah dijumlahkan, maka hasil yang diperoleh adalah angka kasar untuk setiap sub tes tersebut. Angka kasar ini kemudian dipindahkan ke bagian ringkasan di muka formulir penilaian. Tepat di sebelah kiri bagian ringkasan itu ada suatu tabel dari skala angka perbandingan. Tabel ini terdapat pada buku pegangan (manual), digunakan untuk menyalin angka-angka skala untuk semua subyek tanpa memandang umur dan jenis kelamin. Angka kasar yang diperoleh subyek untuk suatu sub tes ditempatkan dalam kolom tabel itu untuk sub tes yang bersangkutan. Tester kemudian membaca secara mendatar dari sesuatu angka kasar ke kolom yang terkiri atau kanan pada tabel, tester akan menemukan skala angka perbandingan.

Angka skala ini kemudian dimasukkan ke dalam ruangan yang bersangkutan pada bagian ringkasan, tepat di sebelah kanan angka kasar yang tercatat. Bilamana hal ini sudah dikerjakan untuk semua sub tes, bagian ringkasan menunjukkan suatu kolom untuk angka-angka kasar dan kolom yang berdekatan untuk angka-angka skala. Sesudah itu, tidak perlu memperhatikan lagi angka-angka kasar tersebut, karena perbandingannya angka-angka skala lebih berarti.

Angka Verbal adalah jumlah angka-angka skala dari enam tes Verbal. Demikian juga, angka Performance diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka skala dari lima sub tes Performance. Angka skala lengkap adalah jumlah angka Verbal dan angka Performance yang didasarkan atas sebelas sub tes.

g. Menentukan Angka Kecerdasan (AK)

Untuk menyalin angka-angka Verbal, Performance dan Skala Lengkap ke dalam angka kecerdasan (IQ), digunakan tabel norma WAIS yang terdapat pada buku pegangan (manual).

Tabel norma WAIS terdiri atas 10 rangkaian tabel, masing-masing untuk setiap kelompok umur subyek. AK Skala Verbal, AK Skala Performance, dan AK Skala Lengkap dapat diperoleh dengan melihat halaman-halaman tabel norma WAIS, sehingga tester dapat menentukan ketiga AK untuk seorang subyek dengan memeriksa serangkaian tabel-tabel untuk kelompok umur subyek. Umur subyek adalah umur kelahiran yang dihitung dari tanggal lahir dan tahun sampai dengan tanggal tes dilaksanakan yang disebut chronological age.

: Revisi Fatwa MUI

Oleh H Ahmad Izzuddin MAg
Ketua Umum Asosiasi Dosen Falak Indonesia

Perbincangan arah kiblat, akhir-akhir ini mencuat lagi dan menghangat. Apalagi, bertepatan dengan yaum rashdil kiblat (15-16 Juli 2010). Revisi fatwa MUI No 3 Tahun 2010 bahwa arah kiblat Indonesia adalah barat dengan fatwa MUI No 5 Tahun 2010 bahwa arah kiblat Indonesia adalah barat laut dengan posisi bervariasi sesuai kawasan masing-masing (garis lintang dan garis bujur), terisukan bahwa ada perubahan arah kiblat Indonesia dari arah barat ke barat laut. Padahal, arah kiblat Indonesia tetap, yang berubah atau yang direvisi adalah fatwa MUI bukan arah kiblatnya. 

Banyak masyarakat yang menjadi bingung dan resah dengan isu ini. Oleh karena itu, penulis memandang perlu meluruskan isu itu dalam sebuah artikel ini bahwa yang direvisi atau yang diubah adalah fatwa MUI, bukan arah kiblatnya, karena arah kiblat Indonesia tetap, yakni arah barat serong ke utara, dengan besaran sudut sesuai dengan posisi lintang bujur daerah yang diukur arah kiblatnya. Berita ini begitu cepat mencuat ketika KH Anwar Ibrahim diliput media cetak pada 15 Juli 2010.

Menghadap kiblat merupakan syarat sahnya shalat dan mengetahui bahwa menghadap kiblat, yakni ke Ka'bah ternyata dapat diperhitungkan dengan mudah. Jika dibandingkan dengan memutuskan masalah kehalalan produk makanan minuman, obat-obatan, dan kosmetik, kiranya masalah menentukan arah menghadap ke kiblat Ka'bah lebih mudah dan tidak serumit memutuskan kehalalan produk tersebut. Sehingga, menjadi tidak bijaksana kalau fatwa menghadap arah kiblat diputuskan fatwa dengan sederhana cukup menghadap ke arah barat, padahal ini terkait dengan sah dan tidak sahnya shalat. 

Merujuk perkembangan teknologi dan informasi, penentuan arah menghadap kiblat pada zaman sekarang bukan suatu hal yang rumit lagi bagi masyarakat Muslim. Jauh sebelum astronom Muslim mengembangkan metode pengamatan dan teoretisnya yang maju, mereka juga sudah memiliki keahlian dalam menerapkan pengetahuan astronomi untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam ibadah. Orientasi ini terlihat dalam pembangunan struktur masjid di seluruh dunia terdapat mihrab atau ruang shalat, yang menjadi petunjuk arah bagi setiap jamaah untuk menghadap kiblat ke Ka'bah. Apalagi, masyarakat Muslim di abad ke-21 sekarang yang dapat melakukan segala sesuatu dengan mudah, baik di bidang sarana maupun prasarana dalam membantu kemantapan dalam melaksanakan ibadah.

Dalam perkembangan keilmuan hisab rukyah dalam penentuan arah kiblat tentunya sudah tersebar di mana-mana. Mulai dari alat-alat yang dipergunakan untuk mengukur, seperti miqyas, tongkat istiwa' (sundial), rubu' mujayyab, kompas, sampai pada alat teodolit dan GPS (Global Positioning System). Selain itu, sistem perhitungan yang dipergunakan mengalami perkembangan pula, baik mengenai data koordinat maupun sistem ilmu ukurnya. Bahkan, abad ke-16 Ibnu Haytam, Abu Rayhan Al-Biruni sudah menemukan rumus kotangen dan trigonometri, yang kemudian berkembang menjadi trigonometri bola (spherical trigonometry), untuk menentukan arah kiblat. Mereka menggunakan istilah simt al-qiblat atau zaawiyatul qiblat. 

Bahkan, kitab fikih klasik, seperti Sullam Munajat telah menggambarkan sudut kiblat Indonesia yang tidak hanya menghadap ke arah barat. Manuskrip Mesir abad ke-17, Athar al-bilad karya al-Kazwini juga telah menunjukkan sudut kiblat. Bahkan, sekarang ada metode yang sederhana saja, seperti rashdul kiblat, segitiga kiblat, busur derajat, kompas dengan deklinasi magnetik, dan lain sebagainya. Arah kiblat pun mudah untuk ditentukan. Bahkan, ada software-software kiblat, seperti Qibla Locator, Qibla Direction, Mawaaqit, Al-Miiqaat milik penulis juga banyak membantu mempermudah penentuan arah kiblat. Sehingga, dari sini sebenarnya perkembangan teknologi mempermudah menentukan arah menghadap kiblat sehingga membantu memantapkan dalam ibadah, yakni penentuan menghadap ke arah kiblat sebagai syarat sah ibadah shalat. 

Pada asalnya, fatwa MUI No 3 Tahun 2010 berisi dua ketentuan pernyataan hukum. Pertama, dalam ketentuan hukum tersebut disebutkan bahwa (1) Kiblat bagi orang shalat dan dapat melihat Ka'bah adalah menghadap ke bangunan Ka'bah (ainul ka'bah). (2) Kiblat bagi orang yang shalat dan tidak dapat melihat Ka'bah adalah arah Ka'bah (jihat al-ka'bah). (3) Letak geografis Indonesia yang berada di bagian timur Ka'bah/Makkah, kiblat umat Islam Indonesia adalah menghadap ke arah barat. Kedua, Rekomendasi. MUI merekomendasikan agar bangunan masjid/mushala di Indonesia sepanjang kiblatnya menghadap ke arah barat, tidak perlu diubah, dibongkar, dan sebagainya.

Pada dasarnya, semua diktum tersebut sebenarnya tidak masalah, hanya ketentuan pada poin (3) Letak geografis Indonesia yang berada di bagian timur Ka'bah/Makkah, kiblat umat Islam Indonesia adalah menghadap ke arah barat, yang perlu direvisi. Karena sebenarnya, Indonesia ada di barat laut Makkah. Sehingga, poin inilah yang direvisi disesuaikan dengan posisi arah Indonesia. Dan, posisi arah Indonesia selama ini tidak berubah, yakni arah barat laut. 

Sehingga, yang direvisi fatwa MUI-nya bukan arah kiblat Indonesia. Karena dari dulu arah kiblat Indonesia adalah arah barat serong ke utara (barat laut), dengan perhitungan berdasarkan lintang bujur daerah yang diukur arah kiblatnya. Sebenarnya, tidak ada pergeseran arah kiblat di Indonesia. Kalau ditemukan ada masjid yang tidak mengarah benar kiblatnya, persoalan bukan karena ada pergeseran arah kiblat karena gempa atau apa pun. Namun, karena pengukuran arah kiblat dulunya mungkin ancar-ancar saja, atau memang dibangun tanpa memperhitungkan arah kiblat, tetapi memperhitungkan posisi tanah, tempat masjid atau mushala tersebut dibangun sehingga tidak mengarah ke arah kiblat bangunannya. 

Terus bagaimana jika ditemukan masjid atau mushala yang kiblatnya belum mengarah kiblat? Menurut penulis, masjid atau mushala tersebut perlu diluruskan arah kiblatnya, mengingat ketika ada ilmu yang bisa membantu mengarahkan kiblat, kiranya akan sangat membantu memantapkan ibadah shalat kita, apalagi menghadap kiblat merupakan syarat sahnya shalat. Kemudian, mengenai ibadah shalat yang lalu dengan kiblat yang dulu kiranya tidak menjadi masalah, karena dalam kaidah fiqhiyah "al-Ijtihad la yanqudu bi al-ijtihad", bahkan seandainya ada orang melakukan shalat dalam empat rakaat berbeda-beda arah kiblatnya dalam setiap rakaat juga tidak dipermasalahkan. Oleh karena itu, meluruskan arah kiblat menjadi bisa menambah kemantapan ibadah shalat.

: Muslim dan Masyarakat Multikultural

Oleh Azyumardi Azra

Di tengah terus meningkatnya globalisasi dalam beberapa dasawarsa terakhir, kaum Muslim kian terbuka pada kehidupan multikultural. Pada satu pihak, di negara-negara berpenduduk mayoritas kaum Muslim, realitas multikultural itu meningkat dengan kian banyaknya para pendatang, baik imigran maupun ekspatriat multikultural. Gejala ini juga terlihat jelas di negara-negara di mana kaum Muslim merupakan penduduk minoritas meski mereka termasuk pribumi atau pendatang seperti terjadi di Eropa dan Amerika.

Secara historis, kehidupan multikultural bukanlah sesuatu yang baru bagi kaum Muslim. Sejak masa awal Islam dan lebih khusus lagi pada masa pasca al-Khulafa al-Rasyidun, pertumbuhan kaum Muslim yang begitu cepat di berbagai wilayah dunia sekaligus merupakan pertemuan yang melibatkan akomodasi dan konflik dengan realitas lokal yang berkat kehadiran Islam dan kaum Muslim juga kian multikultural. Realitas ini terlihat kian jelas ketika kekuasaan politik yang melintasi berbagai wilayah budaya berada di tangan kaum Muslimin sejak Dinasti Umaiyah, Abbasiyah di Baghdad dan Andalusia, Usmani, Moghul, dan seterusnya sampai ke Asia Tenggara.

Tetapi kaum Muslim sebagai minoritas di berbagai wilayah mancanegara tidak selalu mendapatkan perlakuan atas dasar-dasar multikultural seperti pengakuan untuk menjalankan Islam atas dasar respek dan toleransi. Dan, gejala yang tidak kondusif ini kian meningkat di berbagai negara Eropa, misalnya, ketika kaum Muslim menghadapi stigmatisasi dan diskriminasi. Bahkan, lebih dari itu, terjadi peningkatan sikap anti-Islam dan anti-Muslim dari masyarakat mayoritas, yang memiliki privelege sebagai 'pribumi'.

Pengalaman kaum Muslim, baik sebagai mayoritas maupun minoritas hidup dalam lingkungan multikultural menjadi tema konferensi 'Muslims in Multicultural Societies' yang diselenggarakan Majelis Ugama Islam Singapore (MUIS) bekerja sama dengan Faculty of Oriental Studies, University of Oxford; National Centre for Excellence in Islamic Studies, University of Melbourne; dan Department of Malay Studies, National University of Singapore pada 14-15 Juli 2010 lalu. Konferensi yang dibuka Senior Minister (SM) Singapura Goh Chok Tong ini sepanjang pengetahuan saya merupakan forum cukup besar membahas kehidupan kaum Muslim dalam masyarakat multikultural secara relatif komprehensif.

Dalam sambutannya, mantan PM Goh Chok Tong mengungkapkan, banyak hal tentang kehidupan kaum Muslim Singapura di tengah masyarakat multikultural; negara kota ini berpenduduk mayoritas keturunan Cina (75 persen), Melayu Muslim (14 persen), India dan lain-lain (11 persen). Dengan komposisi seperti itu, kehidupan multikultural Singapura membuat terjadinya berbagai macam 'penyesuaian', khususnya dalam kehidupan keagamaan. Misalnya, suara azan tidak lagi dipancarkan keluar masjid, karena dapat menimbulkan kebisingan ke dalam apartemen yang kian banyak. Penyesuaian juga berlaku bagi para penganut agama lain dalam penyelenggaraan ritual yang menyentuh ranah publik dan karena itu dapat menimbulkan gangguan tertentu.

Kehidupan multikultural memang mengharuskan adanya tolak angsur-toleransi tanpa mengurangi makna agama dan tradisi masyarakat tertentu. Sikap seperti inilah yang dapat menciptakan harmoni dan kedamaian. Seperti diungkapkan Goh Chok Tong dalam kasus Singapura, kekacauan terjadi jika kelompok tertentu dengan melecehkan masyarakat atau pemeluk agama lain. Ia mengungkapkan kasus misionaris yang berusaha melakukan evangelisasi kepada anak-anak yang sedang bermain di lapangan terbuka; dan misionaris yang mengecilkan kepercayaan Budha dan Tao. Dan bagi Singapura, kasus-kasus semacam ini 'dengan mudah' dapat diselesaikan dengan adanya Akta Keamanan Dalam Negeri (ISA) yang bisa digunakan untuk menahan siapa saja yang dianggap menimbulkan kegaduhan.

Tetapi, banyak negara lain tidak punya ketentuan semacam itu. Dalam diskusi pleno dalam konferensi itu bersama Tariq Ramadhan, saya mengungkapkan pengalaman Indonesia yang telah mencabut UU Anti-Subversi pada zaman Presiden BJ Habibie. Jika UU ini masih ada, boleh jadi juga ia dapat digunakan menghadapi kasus konflik dan pelecehan agama. Dengan tidak adanya lagi UU tersebut-walaupun masih ada UU lain dan ketentuan yang pada dasarnya mengatur hal-hal semacam ini-kedamaian dan harmoni dalam masyarakat multikultural Indonesia tetap sangat bergantung pada kesiapan dan kesediaan masing-masing dan setiap kelompok agama untuk tidak melakukan usaha dan tindakan agresif dalam menyebarkan agama. Penggunaan cara-cara tidak fair-yang terjadi bukan hanya di Singapura tadi, tapi juga sering berlaku di Indonesia-hanya berujung pada disharmoni, ketegangan, dan konflik, yang jika tidak ditangani baik dapat menghancurkan kehidupan multikultural yang harmonis dan damai.

KEBEBASAN BERORGANISASI

        Berkemah adalah salah satu kegiatan yang menyenangkan dalam kegiatan pramuka. Kegiatan pramuka merupakan organisasi sekolah yang bersifat wajib bagi semua murid kelas lima. Melalui kegiatan pramuka, murid kelas lima belajar hidup mandiri dan cara-cara berorganisasi. Nah ternyata aktif dalam organisasi sekolah adalah hal penting bukan? Lalu, bagaimana dengan kamu? Apakah kamu tertarik bergabung dalam organisasi yang ada di sekolahmu?

Pengertian Organisasi

Apakah yang kalian tahu tentang organisasi? Organisasi merupakan suatu perkumpulan yang

anggotanya terdiri atas beberapa orang untuk melakukan kerja sama dalam upaya mencapai tujuan

bersama.

Pada bab ini kita akan mempelajari jenis-jenis organisasi serta struktur dan fungsinya. Coba

sebutkan jenis-jenis organisasi yang ada di sekolahmu!

1. Pengertian organisasi

Pernahkah kalian mendengar kata organisasi? Apakah organisasi itu? Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia, organisasi adalah kesatuan yang terdiri atas bagian-bagian atau orang-orang dalam

perkumpulan untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi, organisasi adalah tempat berkumpulnya orangorang

demi tujuan tertentu. Organisasi terbentuk bila dua orang atau lebih maupun sekelompok

orang yang bekerja sama dan menjalankan suatu pekerjaan atau kegiatan demi mencapai tujuan

yang sama pula. Dalam suatu organisasi terdapat pembagian tugas. Pembagian tugas yang dilakukan

harus disesuaikan dengan kemampuan setiap individu.

Organisasi memiliki beberapa unsur, antara lain:

a. Adanya tujuan, yaitu sesuatu yang ingin diwujudkan serta dicapai sehingga memunculkan adanya

tugas, wewenang, dan tanggung jawab.

b. Adanya pembagian tugas sekelompok orang

c. Adanya kerja sama di antara orang-orang yang bekerja.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian organisasi adalah suatu perkumpulan yang anggotanya

terdiri atas beberapa orang untuk melakukan kerja sama dalam upaya mencapai tujuan bersama.

Sebuah organisasi memiliki pengurus, anggota, dan tujuan. Tujuan dibentuknya organisasi

adalah agar kegiatan organisasi berjalan dengan lancar, dan para anggota dapat menjalin kerja

sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Salah satu contoh sederhana dari organisasi adalah pengurus kelas, yang bertugas mengurus dan

mengatur kelas tempat belajar. Siapa saja pengurus kelasmu? Pengurus kelas terdiri dari ketua, wakil

ketua, sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi.

2. Manfaat Organisasi

Organisasi merupakan kegiatan yang tidak wajib kita ikuti. Meskipun demikian, tidak ada salahnya

kita aktif dalam kegiatan organisasi. Menagap? Mengikuti organisasi sangat banyak manfaatnya.

Mengikuti organisasi di sekolah dapat menambah wawasan dan pengalaman.

Selain menambah wawasan dan pengalaman, organisasi juga membantu kita mengetahui dan

mengembangkan bakat: misalnya, lewat kegiatan organisasi kita bisa menemukan kelebihan dan

bakat yang selama ini terpendam. Satu hal yang pasti, aktif dalam organisasi berarti menambah

teman yang bukan hanya teman sekelas atau teman di lingkungan rumah.

Melalui organisasi, Kamu akan mendapat lingkungan pergaulan yang berbeda. Peserta organisasi

sangat beragam. Di sana kita bisa berkenalan dengan adik kelas, kakak kelas, dan teman seangkatan

lain dari kelas yang berbeda.

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwasanya aktif dalam organisasi mampu mendatangkan banyak

manfaat untukmu, seperti:

a. Menambah wawasan dan pengalaman

b. Mengetahui dan mengembangkan bakat

c. Menambah teman

d. Mudah bergaul

e. Melatih diri mandiri

f. Membagi dan mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat

g. Menimbulkan kepercayaan diri dan tidak mudah mengeluh.

      Salah satu contoh organisasi itu adalah partai politik. Partai politik adalah organisasi yang dibentuk oleh sekelompok warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa, dan negara melalui pemilihan umum.

Tugas-Tugas Pengurus Organisasi

Dalam suatu organisasi terdiri dari beberapa pengurus, dan masing-masing pengurus mempunyai

tugas yang berbeda-beda. Pengurus dalam sebuah organisasi terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara,

dan lain-lain.

Adapun tugas-tugas dari pengurus suatu organisasi, antara lain:

a. Ketua, mempunyai tugas:

1) Mengurus organisasi.

2) Bertanggung jawab ke luar dan ke dalam organisasi.

3) Memimpin rapat.

4) Mengadakan hubungan dengan pihak luar.

5) Membuat rencana kerja.

b. Wakil ketua, mempunyai tugas:

1) Membantu ketua dalam mengurus organisasi.

2) Bertanggung jawab dan menggantikan tugas ketua, apabila ketua tidak ada.

c. Sekretaris, mempunyai tugas:

1) Membantu ketua dalam mengurus organisasi.

2) Membuat agenda kegiatan organisasi.

3) Membuat surat-surat yang diperlukan/proposal kegiatan.

4) Membuat arsip.

5) Membuat rencana kerja organisasi bersama ketua.

d. Bendahara, mempunyai tugas:

1) Membantu ketua dalam mengurus organisasi.

2) Mengurus masalah keuangan organisasi.

3) Membuat laporan keuangan.

4) Membantu ketua membuat rencana kerja organisasi.

Setiap pengurus organisasi harus melakukan tugasnya dengan baik, agar tujuan organisasi dapat

tercapai.

Pada pembahasan di depan telah disebutkan bahwa organisasi adalah suatu sistem usaha

kerja sama dari sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Jadi dapat disimpulkan bahwa

organisasi memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

a. Manusia (anggota dan pemimpin)

Setiap organisasi digerakkan oleh manusia. Artinya, manusialah yang menggerakkan suatu

organisasi. Dalam organisasi terdapat seorang pemimpin dan ada beberapa orang yang dipimpin

anggota.

b. Tujuan

Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai dan diwujudkan secara bersama sama. Untuk mencapai

tujuan diperlukan pembagian tugas, kewajiban, hak, kewenangan, dan tanggung jawab masingmasing.

c. Pembagian tugas

Dalam suatu organisasi diperlukan pembagian tugas yang jelas. Pembagian tugas dalam organisasi

disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab anggota organisasi. Tugas yang satu dengan tugas yang

lain saling berhubungan. Apabila suatu ketika terjadi kesalahan, maka akibatnya akan ditanggung

oleh seluruh anggota organisasi tersebut. Oleh karena itu masing-masing anggota organisasi harus

bisa melaksanakan tugas yang diberikan dengan baik.

d. Kerja sama

Sistem kerja sama yang tersusun rapi, mutlak diperlukan dalam sebuah organisasi. Kerja sama

penting bagi terselenggaranya tugas dan kewajiban masing-masing anggota organisasi. Tanpa bekerja

sama, tujuan organisasi tidak akan pernah tercapai.


Organisasi di Lingkungan Sekolah dan Masyarakat

Pentingnya keterbukaan untuk memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa

Negara Republik Indonesia telah tergalang kesatuannya sejak 17 Agustus 1945. Negara kita, dari sabang sampai merauke tidak dapat dipisahkan. Selama bangsa Indonesia masih mengakui UUD 1945 dan pancasila sebagai dasar negara, maka persatuan dan kesatuan bangsa akan senantiasa tetap terjaga. Indonesia terbentang pada 6° LU - 11° LS dan 95° BT - 141° BT.
Wilayah Indonesia terdiri dari ribuan pulau serta beragam suku, budaya, tradisi, dan adat istiadat. Meski demikian, itu bukanlah suatu penghalang terciptanya persatuan dan kesatuan. Selat dan laut sebagai penghubung antar pulau menjadi satu tanah air, yaitu prinsip negara kesatuan (archipelago). Prinsip ini menjelaskan bahwa negara kita yang terdiri dari ribuan pulau dihubungkan oleh perairan dan laut sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh, dimana sesuai dengan isi Deklarasi Juanda : Laut teritorial diukur dari tepi pantai sejauh 12 mil laut. Berdasarkan Ordonansi Laut Teritorial dan Lingkungan Maritim tahun 1939, negara kita hanya 3 mil laut dari pantai tiap pulau ketika air laut surut. Oleh karena itu, pulau-pulau di Indonesia dikelilingi laut teritorial hanya 3 mil laut. Akibatnya selebihnya dari itu terdapat laut bebas yang memberi peluang pihak asing untuk mengambil hasil kekayaan laut lepas antar pulau-pulau Indonesia. Akhirnya pemerintah memutuskan menggunakan konsep baru yang lebih menguntungkan yaitu Deklarasi Juanda, pada 13 desember 1957, yang menetapkan luas laut teritorial Indonesia sejauh 12 mil laut diukur dari garis yang menghubungkan titik-titik terluar dari pulau-pulau terluar milik Indonesia dengan jarak 12 mil laut dan menggunakan konsep negara kepulauan atau wawasan nusantara. .........
....Selengkapnya .... Pentingnya keterbukaan untuk memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa

: Belajar dari Reformasi China

Kebijakan reformasi dan pintu terbuka China telah dicanangkan mendiang Presiden Deng Xiaoping saat berlangsungnya Kongres Rakyat Nasional pada 1983. Kebijakan tersebut telah mengubah secara drastis sistem perekonomian China dari yang sebelumnya dikendalikan politik sosialis tertutup menjadi ekonomi yang liberal dan terbuka. Reformasi tersebut antara lain meliputi pintu terbuka untuk dunia luar, mendorong pembangunan ekonomi melalui mekanisme orientasi pasar, mengoptimalkan struktur ekonomi dan pembangunan infrastruktur, meningkatkan kualitas produk yang lebih kompetitif, mendorong investor asing menanamkan modalnya di China, mengundang masuknya teknologi maju asing, termasuk mengundang manajer-manajer andal dari mancanegara masuk ke China. 
Pada 1997, saat berlangsungnya Kongres ke-15 Partai Komunis China, pemimpin China mengeluarkan 'fatwa' yang menyebutkan bahwa kegiatan ekonomi yang bersifat individu dan swasta adalah bagian penting ekonomi pasar sosialis. Selanjutnya pada kongres 2003, iklim dunia usaha kembali didorong melalui kebijakan antara lain memfasilitasi kegiatan ekonomi swasta dan individu melalui perizinan yang cepat dan sederhana, kemudahan akses ke bank, membolehkan swasta masuk ke bidang usaha infrastruktur, dan pembangunan fasilitas umum serta pemberian perlakuan yang sama terhadap semua perusahaan baik negara maupun swasta. Kebijakan reformasi ekonomi dan pintu terbuka yang dicanangkan China juga telah mendorong masuknya investasi asing ke China. Pangsa pasar yang sangat besar, upah buruh yang relatif rendah serta iklim ekonomi yang kondusif menjadi daya tarik bagi investor asing untuk membuka usaha di China. 
Selain reformasi ekonomi, pemerintah China aktif memfasilitasi teknologi asing masuk ke China melalui program inviting in dan sending out. Program itu dicanangkan mendiang Presiden Deng Xiaoping pada 8 Juli 1983 melalui pidatonya yang terkenal Introducing Foreign Intelligence and Extending Opening-up. Dalam pidatonya, Xiaoping menekankan perlunya memperkenalkan teknologi asing dan mengimpor tenaga-tenaga ahli asing untuk terlibat dalam proyek-proyek konstruksi penting di China. Sebab negara tersebut menyadari SDM yang ada masih kurang pengalaman dan keterbatasan kemampuan. Pidato tersebut menunjukkan kesadaran perlunya bantuan asing untuk menuju modernisasi. 
Untuk menjamin terlaksananya keinginan tersebut, pemerintah China mendirikan sebuah lembaga pemerintah nonkementerian bernama State Administration of Foreign Experts Affairs (SAFEA) yang khusus bertugas memfasilitasi program inviting in dansending out. Program inviting in adalah program mengundang para ahli asing masuk ke China untuk bekerja di China. Mereka dipekerjakan di berbagai bidang baik di instansi pemerintah maupun di perusahaan-perusahaan swasta sesuai dengan kebutuhan. Jenis tenaga ahli yang didatangkan juga beragam, mulai dari tenaga ahli di bidang manajerial, quality control, pemasaran, penelitian dan pengembangan, teknisi, dan konsultan di bidang pertanian. Mereka diberikan kebebasan untuk berinovasi dan menularkan keahlian mereka kepada karyawan lokal. Jumlah tenaga ahli yang bekerja di China dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada 1984, saat dimulainya opening up policy, jumlah tenaga ahli asing yang bekerja di China baru sekitar 300 orang, tapi pada 2008 jumlah tersebut telah mencapai 480.000 dan pada pertengahan 2010 ini jumlah tersebut diperkirakan mencapai 500.000 orang. 
Selain mendatangkan tenaga ahli asing, melalui program sending out pemerintah China juga gencar mengirimkan warganya ke luar negeri. Mereka tidak hanya terbatas berasal dari instansi pemerintah, perusahaan negara dan swasta, tetapi juga para petani dan bahkan para pekerja sosial. Mereka dikirim ke berbagai negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa, Jepang, Australia, Korea Selatan, dan Taiwan untuk mengikuti pelatihan singkat selama 1-3 bulan di berbagai perusahaan dan universitas. Setelah kembali ke negara mereka, mereka mempraktikkan keahlian dan menularkan ilmu kepada komunitas mereka. Pada 1984, jumlah yang dikirim ke luar negeri sekitar 600 orang dan pada 2008, jumlah tersebut telah mencapai 70.000 orang. Sementara itu, jumlah mahasiswa yang belajar di universitas-universitas ternama luar negeri hingga 2009 diperkirakan mencapai 229.000 orang. 

Reformasi ekonomi
Dalam jangka waktu relatif singkat sejak reformasi ekonomi dan pintu terbuka pada 1978, China telah menjadi raksasa ekonomi dunia. World Expo 2010 yang berlangsung di Shanghai, China, pada Meiâ€"Oktober tahun ini menegaskan betapa China telah menjadi salah satu pelaku utama ekonomi terpenting dunia. Bukti nyata dari dominasi tersebut juga dapat dilihat dari produk-produk asal China yang memasuki hampir semua pasar dunia termasuk Indonesia. Mulai dari produk pakaian jadi, mainan anak-anak, peralatan rumah tangga, elektronik, suku cadang kendaraan, kendaraan bermotor, mesin hingga produk obat-obatan dan makanan. Perusahaan-perusahaan raksasa China telah merambah dunia. China diyakini telah menjadi pelaku ekonomi terbesar ketiga setelah Amerika Serikat dan Jepang. 
Dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 9% dalam 10 tahun terakhir, China menjadi negara yang memiliki cadangan terbesar di dunia saat ini. China telah meningkatkan pendapatan per kapita hampir 10 kali lipat dari US$275 pada 1978 menjadi US$2.460 pada 2008. 
Kasus yang terjadi di China itu menunjukkan sebuah contoh terbaik dari sebuah negara berkembang. China dengan berani memanfaatkan teknologi dan tenaga ahli asing untuk membangun negaranya. Ada beberapa hal yang patut dicontoh Indonesia dalam memajukan perekonomian dengan memanfaatkan teknologi dan tenaga ahli asing. 
Pemerintah China dengan menggunakan pendekatan proaktif mengundang tenaga asing ke China, dan diizinkan bekerja di bidang konstruksi strategis. Namun, ada sebuah kewajiban bagi tenaga asing menularkan ilmu dan keahlian kepada tenaga ahli lokal. Di samping itu, ada kesinambungan dalam program tersebut, dengan mengirim tenaga ahli lokal belajar ke luar negeri dan wajib dipraktikkan di dalam negeri. Pemerintah China juga memberikan tempat khusus agar para peneliti lokal yang baru menimba ilmu ke luar negeri, untuk mempromosikan hasil-hasil inovasi ke masyarakat. 
China juga membuat perangkat pendukung dengan mendirikan lembaga khusus yang memiliki tugas membuat kebijakan, peraturan, dan panduan yang berhubungan dengan pemanfaatan teknologi asing. Termasuk di dalamnya seleksi perizinan tenaga asing yang bekerja di China maupun peneliti China yang akan belajar ke luar negeri. Lembaga tersebut juga berkewajiban menyusun rencana tahunan pelatihan ke luar negeri, termasuk bidang keahlian apa saja yang dianggap potensial untuk bisa dikembangkan di China. 
Program tersebut terus berkelanjutan meski pemerintahan terus berganti pemimpinnya. Kebijakan yang konsisten itu mengakibatkan program berjalan secara berkesinambungan dan membuahkan hasil yang optimal. Akhirnya tercipta budaya inovasi di masyarakat. Sebenarnya di Indonesia sudah sejak lama ada kebijakan terbuka terhadap keahlian/teknologi asing. Namun, sepertinya baik tenaga ahli asing maupun teknologi asing yang dipakai, hanya sebatas membantu dalam tujuan dan pekerjaan tertentu, belum dimanfaatkan secara optimal untuk mendorong budaya inovasi nasional. Semoga pengalaman China membawa inspirasi bagi kita. 


Oleh Ruben Silitonga, Kepala Bidang Perkembangan Jaringan Iptek Internasional Kementerian Riset dan Teknologi

Negara Kesatuan Republik Indonesia - Negara Kita

- Bangsa adalah suatu masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan mereka tunduk

kepada kedaulatan negaranya.

- Negara adalah bentuk organisasi dari masyarakat atau kelompok orang yang mempunyai

kekuasaan untuk mengatur hubungan, menyelenggarakan ketertiban, dan menetapkan

tujuan-tujuan dari kehidupan bersama.

- Unsur-unsur teoritis berdirinya suatu negara, terdiri dari unsur konstitusif dan unsur

deklaratif.

- Tahap-tahap yang merupakan proses terbentuknya negara bagi bangsa Indonesia:

1. Perjuangan pergerakan kemederkaan Indonesia.

2. Proklamasi sebagai pintu gerbang kemerdekaan.

3. Terjadinya NKRI (kemerdekaan RI 17 Agustus 1945).

- Tujuan NKRI tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alenia keempat, antara lain:

1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.

2. Memajukan kesejahteraan umum.

3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.

4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi, dan keadilan sosial.

- Fungsi negara, terdiri dari:

1. Melaksanakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

2. Pertahanan.

3. Menegakkan keadilan.

- Keutuhan wilayah suatu negara menentukan berlangsung tidaknya pemerintahan suatu

negara.

- Sikap-sikap yang harus dimiliki oleh bangsa Indonesia untuk melindungi keutuhan

Negara Kesatuan Republik Indonesia, antara lain:

1. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan negara di atas pribadi

dan golongan.

2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan

pribadi dan golongan.

3. Sanggup dan rela bekorban untuk kepentingan bangsa dan negara.

4. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka

Tunggal Ika.

5. Mengembangkan rasa bangga berbangsa dan bertanah air Indonesia.

6. Mengurangi ketegangan dalam segala hal pada negara asing.

7. Meningkatkan kesadaran rakyat akan pentingnya menjaga keutuhan wilayah negara.

- Upaya-upaya dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

1. Keikutsertaan rakyat demi menjaga keutuhan NKRI dapat dilakukan melalui bela

negara, baik secara fisik maupun nonfisik.

2. Partisipasi dalam menjaga keutuhan NKRI dapat dimulai dari:

a. Lingkungan keluarga.

b. Lingkungan sekolah.

c. Lingkungan masyarakat.

Sejarah Google

Halaman utama Google menampilkan desain sederhana yang telah membantu mempopulerkannya.

Mesin pencari Google menarik perhatian diantara jumlah pengguna Internet yang terus meningkat, yang menyukai desain simpelnya dan penggunaannya. Pada tahun 2000, Google mulai menjual iklan yang dikaitkan dengan kata kunci pencarian. Iklan tersebut hanya berupa teks polos untuk menjaga sebuah desain halaman yang teratur dan untuk meningkatkan kecepatan pemunculan halaman. Kata kunci dijual berdasarkan pada kombinasi tawaran harga dan jumlah klik, dengan penawaran dimulai pada $.05 per klik. Model penjualan iklan kata kunci dirintis oleh Goto.com (akhirnya merubah nama menjadi Overture Services, sebelum diambil alih oleh Yahoo! dan diganti merek menjadi Yahoo! Search Marketing). Sementara berbagai pesaing dot-comnya gagal dalam pasaran Internet baru, Google memperkuat pengaruhnya untuk meningkatkan pendapatan.

Nama "Google" berasal dari ucapan "googol" yang salah, yang merujuk pada 10100 (angka yang itunjukkan oleh 1 yang diikuti oleh seratus nol). Setelah kata ini menjadi ucapan sehari-hari, kata "google", dimasukkan dalam Merriam Webster Collegiate Dictionary dan Oxford English Dictionary pada 2006, yang berarti "menggunakan mesin pencari Google untuk memperoleh informasi di Internet."

Sebuah paten yang menggambarkan bagian dari mekanisme penilaian Google (Page Rank) disetujui pada 4 September 2001. Paten ini secara resmi ditetapkan oleh Universitas Stanford dan memasukkan nama Lawrence Page sebagai sang pencipta.

Berawal dari pertemuan dua pendirinya Larry Page dan Sergei Brin di musim panas 1995 silam yang kelak melahirkan sebuah alat pencari (mereka menyebutnya search tool) bernama BackRub, registrasi domain google.com yang pada awalnya dijalankan di garasi, memperkejakan seorang pegawai, hingga akhirnya sekarang merajai dunia internet dengan jumlah pegawai lebih kurang 20.000 orang dan jutaan mesin komputer dan server di seluruh dunia. Bahkan beberapa waktu lalu ketika majalah Forbes mengumumkan daftar orang terkaya di Amrik, beberapa nama dari googleInc. berhasil mencatatkan namanya dalam 100 besar. Wow, benar-benar hebat.

Tapi tahukah Anda beberapa fakta penting sejarah perjalanan Google? Hmm… kalau belum silakan melanjutkan membaca artikel ini, karena di bawah ini ada beberapa fakta bersejarah dalam perjalanan Google. Here they are

Musim panas 1995, Larry Page, ketika itu berusia 24 tahun, seorang lulusan University of Michigan bertemu dengan Sergei Brin, kala itu berusia 23 tahun, di Stanford University.

Januari 1996, Larry Page dan Sergei Brin lulus dari jurusan Ilmu Komputer Stanford University dan mulai berkolaborasi mengembangkan search engine bernama BackRub.

Februari 1996, BackRub telah beroperasi di server milik Stanford lebih kurang satu tahun, menghabiskan terlalu banyak bandwidth.

15 September 1997, Larry dan Sergei memutuskan untuk mengganti nama BackRub. Dan nama yang mereka pilih adalah Google, sebuah permainan kata “googol”, sebuah istilah matematika untuk angka yang diwakili oleh angka 1 diikuti 100 angka nol. Pada saat ini juga mereka mendaftarkan nama domain google.com.

Agustus 1998, Bechtolsheim salah satu co-founder Sun, menjadi investor pertama yang menanamkan modal di Google. Kala itu beliau memberikan cek senilai $ 100.000 tatkala google.com masih berstatus beta.

4 Agustus 1998, seorang analis search engine bernama Danny Sullivan dalam laoprannya berjudul “Counting Clicks and Looking at Links”, mengatakan bahwa orang-orang akan senang dengan hasil pencarian yang mereka lakukan di Google.

September 1998, Google menyewa sebuah garasi di Silicon Valley sebagai ruang kerja.

4 September 1998, Google resmi menjadi sebuah perusahaan. Tidak lama setelahnya Larry dan Sergei membuka sebuah akun bank dengan nama perusahaan baru mereka dan mendepositokan dana dari Bechtolsheim.

20 September 1998, spesikasi teknis tentang Google dimasukkan dalam halaman “About” Google versi Stanford.

21 September 1998, Craig Silverstein menjadi pegawai pertama perusahaan Google.

11 November 1998, sebuah prototipe Google diluncurkan di server Stanford.

Desember 1998, Google menjadi search engine nomor wahid dalam Top 100 Websites PC Magazine.

Sejak tahun 1998 Google telah menjadi rajanya search engine, dan belakangan ini perusahaan ini mulai mengembangkan sayapnya ke beberapa bidang lainnya. Akankah Google merajai dunia komputasi juga? Kita tunggu saja.

Sumber: Wikipedia.org, google,terminal lama.com

2. Guna igoogle: berfungsi sebagai situs jaringan social bagi para penggunanya

Guna google documents: berfungsi ...

Guna google calender: melihat kalender hari’’ penting di dunia

Guna google directory: ....

: Konsep Seven Habits di Sekolah

Magnet yang dipancarkan buku karya Stephen R Covey kini masuk sekolah di Indonesia. 

Inspirasi itu datang dari Dr Stephen R Covey melalui bukunya, The Seven Habits of Highly Effective People (Tujuh Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif). Karya motivator, konsultan, dan pakar manajemen kelahiran Salt Lake City, Ame rika, 24 Oktober 1932 ini, seakan menjadi magnet yang mampu mengubah pandangan seorang kepala sekolah di Amerika.

Setelah berdiskusi dengan gu ru-guru lainnya, Muriel Sum mers kepala sekolah itu akhirnya berpandangan, anak didik tidak sebatas mencapai nilai tinggi. Lebih dari itu, anak didik juga perlu bekal lain untuk menapak hari-hari mereka ke masa depan.

Ia menyebut, perlunya bekal keterampilan menganalitis, kreatif, kerja sama dalam tim, memimpin diri sendiri, dan berbaur dengan beragam latar belakang manusia. ''Bila kita hanya berupaya mencapai nilai tes tinggi, saya khawatir kita akan menciptakan generasi anak-anak yang tidak dapat melakukan apa-apa selain mengerjakan tes dengan baik,'' simpulnya.

Perjalanan waktu memberi bukti atas keyakinan Muriel. Ia dan para guru di sekolah itu me lihat, anak didik mereka menga lami perkembangan tidak hanya dalam pencapaian nilai tapi juga kemampuan diri. Perkem bangan itu terjadi setelah diterapkannya konsep seven habits dalam pengajaran.

The Seven Habits of Highly Effective People, konsep fenomenal yang memberikan gambaran mengenai tujuh kebiasaaan menuju gerbang kesuksesan dalam jangka panjang. Ketujuh kebiasaan itu adalah, jadilah proaktif; mulai dengan tujuan akhir (visi dan misi); menetapkan prioritas; berpikir menang/me nang; memahami dulu baru dipahami; wujudkan sinergi; dan 'mengasah gergaji'beraktivitas secara teratur dan positif.

Inti sari buku itu terbagi da lam tiga bagian. Tiga kebiasaan pertama akan membentuk karakter seseorang terkait dengan penguatan pribadi ke dalam (internal)disebut private victory (kemenangan pribadi). Tiga kebiasaan berikutnya menekan kan kepada penguatan pribadi ke luar (eksternal)disebut public victory (kemenangan publik). Kebiasaan ketujuh merupakan refleksi sejenak untuk melaku kan pembaruan yang lebih baik dan kontinu.

Magnet yang dipancarkan karya Stephen R Covey itu akhirnya masuk juga di beberapa sekolah di Indone sia. SMP Internat Al Kausar dan SMA Insan Cendekia Al Kausar Islamic Boarding School, salah satu di antara nya yang mencoba menerapkan konsep dari inti sari buku itu.

Awal tahun ajaran lalu, selu ruh siswa dan guru di sekolah yang terletak di Desa Babakan Jaya, Parung Kuda, Sukabumi, ini mengikuti pelatihan The Seven Habits of Highly Effective Teens. Berlangsung selama dua hari dan pelatihan dirasakan cukup memberikan kesan bagi para murid. 

Usai pelatihan, mereka saling mengingatkan tujuh kebiasaan ini, terutama kebiasaan perta majadilah proaktif ketika ada teman mereka yang selalu reaktif merespons setiap permasalahan. Tindakan tersebut sebagai upaya untuk meredam emosi temannya.

''Kita menekankan pada kebiasaan pertama jadilah proaktif,'' ungkap Douglas Pra ba wono, Executive Director Inter nat Al Kausar. Konsep dalam seven habits, jelas Douglas, seba gai alat untuk mendorong anak didik berbuat yang terbaik dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab.

Pernyataan "Aku Bisa" men ja di titik tekan bagi para murid untuk tidak mudah putus asa da lam menjalani setiap tantangan dalam hidup, khususnya belajar. Pernya taan lain "Aku adalah Pemimpin" diharapkan mampu mengins pirasikan kepercayaan serta mendorong jiwa seluruh murid untuk mengikuti kata hati mereka daripada sekadar mengikuti kelompok.

Itu karena, mereka harus menyadari bahwa hidup adalah pilihan. Tidak lepas dari prinsip Al Kausar yang selalu menerapkan leadership, life skill, dan Islamic value, pelatihan ini pun diharapkan mampu meningkatkan kesadaran atau perubahan pola pikir pada pribadi murid sehingga mencapai kemenangan pribadi karena terpenuhinya impian mereka.

Selain diberikan kepada murid, sebelumnya seluruh gu ru juga diikutkan dalam pelatihan. Prinsip tujuh kebiasaan yang ada, diharapkan mampu menjembatani komunikasi antarguru dan murid.

Intinya, sebelum murid, guru lebih dulu yang harus membangun landasan kokoh sehingga mudah mengatasi permasalahan yang muncul dalam diri murid. Penerapan konsep seven ha bits di sekolah ini tidak sebatas pelatihan. Usai pelatihan, jelas Douglas, dilakukan penyegaran. Sesi penyegaran ini menekankan bahwa pembentukan karakter yang kuat akan membawa manu sia menuju kesuksesan jangka panjang.

Penyegaran seperti itu, menu rut dia, akan terus dilakukan se cara berkala untuk terus mengingatkan kebiasaankebiasaan efektif yang dapat membawa kesuksesan dalam hidup. Untuk itu, ''Kita mendatangkan pelatih dari luar.'' 

Bagaimana perkembangan sementara penerapan konsep tujuh kebiasaan dari buku Seven Habits terhadap guru dan anak didik di sekolah ini? Dalam pengamatan Douglas, kebiasaan guru dan anak didik mulai terlihat ada perubahan.

Boleh jadi, perubahan akan kian nyata dalam kurun waktu tertentu, seperti yang terjadi pada guru dan siswa di sekolah binaan Muriel Sum mers di Amerika.  c06/burhanuddin bella dari berbagai sumber



Tujuh Prinsip

The Seven Habits berisi tujuh prinsip yang bila diterapkan sebagai kebiasa an hidup akan menuntun seseorang mencapai efektivitas sejati.

1. Be Proactive (Bersikap Proaktif). Dalam menghadapi suatu masalah, kita bisa memilih untuk bersikap reaktif atau proaktif. Bila kita cenderung menyalahkan orang lain atau keadaan yang sulit, maka kita bersikap reaktif. Sementara itu, proaktif adalah sikap bertanggung jawab atas setiap aspek dalam kehidupan kita yang selanjutnya membuat kita mengambil ini siatif dan tindakan. Intinya, dengan bersikap proaktif, kita ti dak membiarkan diri kita terhanyut oleh keadaan, tapi justru berusaha mengendalikan keadaan. Dalam konsep stimulus dan respons, keadaan adalah stimulus yang tidak dapat dikendalikan, tapi manusia mempunyai daya untuk memilih respons apa yang akan dia ambil.

2. Begin with the End in Mind (Memulai dengan tujuan di pikiran). Banyak orang memiliki cita-cita, tapi sedikit yang mam pu memvisualisasikannya dalam suatu per nyataan. Dengan membuat "Pernyataan Misi Pribadi", kita dibantu berkonsentrasi dan mempertimbangkan konsekuensi-konsekuensi apa yang akan dihadapi sebelum bertindak.

3. Put First Things First (Dahulukan yang Utama). Kita harus mempunyai skala prioritas untuk tujuan-tujuan jangka pendek dengan tidak melupakan tugas-tugas yang walaupun terlihat tidak mendesak tapi penting. Dengan sempitnya waktu, seorang pemimpin harus mampu mendelegasikan sebagian tugasnya. Pendelegasian akan efektif bila sejak awal ada kesepakatan hasil yang ingin dituju, bukan semata rincian rencana kerja dari atas.

4. Think Win/Win (Berpikir Menang/Menang). Bila kita terbiasa memikirkan solusi yang saling menguntungkan (win-win solution) bagi kedua belah pihak, kita dapat meningkatkan hubungan kerja sama yang lebih efektif dalam mencapai tujuan.

5. Seek First to Understand, Then to be Understood (Mengerti Dulu, Baru Dimengerti). Bila memberi suatu nasihat tanpa berempati atau tanpa memahami situasi orang tersebut, kemungkinan besar nasihat itu akan ditolak atau tidak bergu na. Maka, biasakan untuk "paham dulu baru bicara" agar komunikasi berjalan dengan efektif.

6. Synergize (Sinergi). Berusahalah untuk mencapai sinergi positif bila bekerja dalam tim. Intinya, perbedaan nilai-nilai yang ada harus dihormati, dibangun kekuatannya, dan dikompensasi kelemahannya. Galilah potensi dan kontribusi setiap anggota tim. Jika sinergi dapat dicapai, hasil satu tim lebih besar daripada hasil anggota bila bekerja sendiri-sendiri.

7. Sharpen the Saw (Pertajam Gergaji). Kebiasaan ini berfokus pada pembaruan diri secara mental, fisik, emosional/sosial, dan spiritual yang seimbang. Untuk dapat terus produktif, seseorang juga harus menyegarkan diri dengan memiliki aktivitas rekreasi. C06, dari berbagai sumber ed: burhan
____________Toko Produk-Produk Cantik

Postingan Populer